TEDx – Makassar Backpacker, Lokal but Global

Sebelumnya, ada lima tulisan yang sudah saya publish mengenai TEDx yaitu :

Tulisan ini merupakan lanjutannya ...


Bukan hanya presentasi mengenai ide-ide menakjubkan, TEDx Makassar juga menampilkan pertunjukan seni. Bila sebelumnya ditampilkan atraksi gendang tradisional Makassar, maka selingan sebelum masuk presentasi berikutnya adalah instrumentalia dari Chamber Music.

Chamber Music
Syamsul Sunduseng
Foto: Facebook TEDx Makassar

Presentasi berikutnya adalah dari Syamsul Sunduseng – pendiri komunitas Makassar Backpacker. Bak motivator, ia memulai presentasinya dengan tampil dari arah penonton, dengan bersemangat dan penuh percaya diri.


Ia pernah menikmati jalan-jalan keliling Asia Tenggara (berangkat dari Makassar) selama 2 bulan dengan biaya hanya Rp. 500.000! Setelah itulah ia mendirikan komunitas Makassar Backpacker. “Dengan harapan teman-teman di Makassar juga bisa merasakan jalan-jalan murah,” ujarnya.

Komunitas ini berdiri sejak tahun 2009. Sudah memiliki member sebanyak 5000-an orang. Anggotanya bukan hanya dari Makassar dan sekitarnya, ada pula dari daerah lain di Indonesia, bahkan di negara lain. Daerah jelajah Makassar Backpacker adalah lokal Makassar, Sulawesi Selatan, hingga mancanegara. Komunitas ini kini telah menjadi pusat informasi wisata bagi mereka yang hendak melakukan perjalanan ke Makassar dan Sulawesi.

Bukan hanya bagaimana bisa melakukan perjalanan dengan dana minim, komunitas Makassar Backpacker memiliki keinginan kuat untuk bisa berinteraksi dengan penduduk lokal di daerah yang mereka datangi. Dengan interaksi dengan penduduk lokal, mereka bisa mempelajari banyak hal mengenai sosial budaya daerah setempat.

Tidak hanya perjalanan ke luar negeri yang menjadi agenda rutinnya tetapi juga pelatihan backpacking, Tur murah berkualitas dalam dan luar negeri untuk kelompok (pelajar, karyawan, komunitas), study tour dan lainnya. Untuk bergabung menjadi bagian dari komunitas, tidak dibebankan biaya ataupun persyaratan apapun.

Saya menangkap ide belajar bersahaja dalam perjalanan komunitas ini karena mereka menggunakan moda transportasi apapun. Bukan hanya dalam meminimalisasi biaya. Ide belajar bersahaja yang saya maksud adalah, tidak manja dan menerima keadaan yang terburuk sekali pun dalam menempuh sebuah perjalanan. Bahkan jika perlu mereka tak malu menumpang kendaraan apa saja, seperti kendaraan pengangkut batako atau truk TNI. Jadi, belajar ekonomis, sekaligus mempelajari sosial budaya masyarakat lokal, juga belajar hidup sederhana.

Mengacungkan jempol (kanan), tanda ingin menumpang, belumlah  lazim di Makassar
Saya jadi penasaran. Dari sekian "acungan" seperti ini, berapa persen yang (maksudnya)
terealisasi? ^__^
Sumber foto: @mksbackpacker
Backpackers menumpang mobil TNI
Sumber foto: @mksbackpacker

Menumpang mobil pengangkut batako
Sumber foto: @mksbackpacker

Menumpang di bak belakang sebuah mobil
Sumber foto: @mksbackpacker
Perjalanan menuju desa Kera-Kera, Makassar
Sumber foto: @mksbackpacker

Pesan Syamsul yang mengangkat tema “Lokal Cika but Global Ces” dalam presentasinya ini adalah: “Pertahankan Budaya Kita”. Misalnya saja dalam berbahasa, jangan mi pakai logat lain. Pakai mi logat ta’ sendiri. Ini dibuktikan Syamsul yang selama presentasi, logat Makassar ada dalam penyampaiannya. Asyik juga melihat presentasi yang amat lokal tapi berkesan global ini J

Sayangnya saat saya browsing websitenya http://www.makassar-backpacker.com/, ada pesan ini: NOTICE: This domain name expired on 12/25/2012 and is pending renewal or deletion.

Bagi yang mau bergabung di dunia maya, silakan klik:
Oya, jika anda berminat berwisata ke Makassar ataupun Sulawesi Selatan, bisa kontak mereka juga lho ^__^


Kamera TVRI tempo dulu, dipamerkan di Museum Kota Makassar,
tempat dilaksanakannya ajang TEDx Makassar, Desember 2012


Usai presentasi yang dibawakan oleh Syamsul, Mila – pemegang lisensi TEDx Makassar mengabarkan bahwa, “Siapa pun bisa mengadakan TEDx di daerahnya.” Jadi bisa saja kalau ada yang mau bikin TEDx Pare-Pare atau TEDx Palopo. Bahkan kampus-kampus pun bisa. Kalau ada yang punya ide melaksanakannya, kenapa tidak. Kampus UNHAS misalnya bisa saja menyelenggarakan TEDx UNHAS, menampilkan orang-orang yang piawai dalam seni (tari atau vokal grup). Setahu saya tim kesenian UNHAS sudah sering berkompetisi hingga ke mancanegara. Atau bisa juga menanpilkan presentasi mengenai pemanfaatan nuklir di UNHAS? Kenapa tidak?

Caranya, adalah dengan mengirim e-mail ke TED (browsing dahulu website-nya untuk mencari tahu). Atau bisa juga tanya-tanya ke BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia), sebuah organisasi yang berfokus pada pertukaran pengetahuan tentang pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi). Organisasi ini merupakan pelaksana TEDx Makassar baru-baru ini. BaKTI beralamat di jalan H. A. Mappanyukki No 32, Makassar 90125. Telepon: 0411 832228 / 833383, e-mail: info@bakti.org.

--- bersambung ---

Makassar, 2 Januari 2013

Catatan:

  • TED di social media : twitter.com/TEDTalks dan facebook.com/TED. Website TED: http://www.ted.com/.
  • TED adalah sebuah konferensi tahunan di mana sebagian besar pemikir dan praktisi utama dunia diundang untuk berbagi tentang hal yang menjadi hasrat utama mereka. TED adalah singkatan dari Technology, Entertainment, Design yang merupakan 3 subyek area yang secara kolektif membentuk masa depan kita.
  • TEDx Makassar di social media: twitter.com/TEDxMakassar dan facebook.com/TEDxMakassar.


Referensi tambahan:


Silakan juga dibaca:





Share :

14 Komentar di "TEDx – Makassar Backpacker, Lokal but Global "

  1. Wah, semoga di tahun 2013 ini makin sukses ya sob...
    salam pesahabatan untuk TEDx Makassar!!!

    ReplyDelete
  2. seru banget backpaker an banyak temennya, mau juga, disurabaya ada gag yaa :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dah dijawab tuh Niar, di komen di bawah ini ...

      Delete
  3. Silahkan join di FB:
    https://www.facebook.com/groups/193971848687/?fref=ts
    Twitter: @mksbackpacker,

    di Surabaya dan dimanapun ada membernya kok, bahkan sering kunjungan ke masing2 daerah

    ReplyDelete
  4. kak niar, ada mo ka tanya ki....
    untuk kepentingan proyek buku penulis tamuku...

    ReplyDelete
  5. Mau nanya kelompok itu di bangun bertujuan untuk apa ? terima kasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudah2an saya bisa menjawabkannya ya, setelah melihat presentasinya:

      Agar orang2 yang sehobi (travelling) bisa menikmati perjalanan dengan biaya minim sekaligus mempelajari keadaan sosial budaya masyarakat lokal yang didatangi.

      Ini berguna sekali bagi mereka yang sehobi. Sama juga bagi saya yang hobi menulis, bergabung dengan komunitas penyuka menulis sangatlah berarti bagi saya :)

      Delete
  6. banyak ya membernya 5000an... wah sama nih mau tanya juga sudah di tanyain sama sobat aryanto...

    ReplyDelete
  7. wah, seru banget yah...
    jadi pengen...
    :O

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^