Nikmatnya Aroma Surga Dunia

Nikmatnya Aroma Surga Dunia -  Secara umum, kehamilan ketiga anak saya sama saja. Tak ada makanan yang menjadi teramat istimewa. Juga tak ada makanan yang begitu amat saya idam-idamkan sehingga mampu memaksa saya menyusahkan suami mencarinya ke sana ke mari.

Tapi ada satu hal yang berbeda pada kehamilan ketiga. Yaitu, mendadak ada aroma yang begitu membuat saya terpesona hingga saya betah berlama-lama menghirupinya. Membaui aromanya seperti mencium aroma surga dunia. Apakah ini termasuk ngidam? Mungkin saja.

Saya lupa kapan tepatnya, sepertinya memasuki trimester kedua. Tiba-tiba saja bau segala jenis sabun menjadi begitu asyik aromanya. Sabun mandi, baik yang batang maupun yang cair, deterjen segala merek, pelembut pakaian, dan sampo. Tapi tidak dengan parfum atau bedak.

Kalau sekarang diingat-ingat, koq rasanya saya konyol sekali ya waktu itu. Kewarasan saya berhasil dikalahkan oleh dorongan aneh terhadap aroma sabun-sabunan. Saya bisa berlama-lama di kamar mandi karena menghirup dalam-dalam sebanyak berkali-kali aroma sabun mandi dan sampo. Juga bisa berlama-lama mencuci karena menghirup aroma deterjen lalu pelembut pakaian. Belum lagi saat menjemur pakaian, hampir semua pakaian yang akan dijemur, saya baui dulu aromanya. Menyebabkan waktu menjemur pakaian menjadi molor.

Saat itu saya sempat bertanya-tanya, apakah hingga melahirkan saya akan tetap dengan kebiasaan yang lama-lama mengganggu ini? Menghirup aroma barang-barang itu demikian tak terkatakan nikmatnya. Tapi mengganggu juga karena bukan hanya saat mandi atau mencuci saja yang menjadi lebih lama, setiap waktu yang digunakan untuk buang air pun menjadi lebih panjang. Saya betah berlama-lama menghirup aroma sabun dan sampo yang ada dalam kamar mandi saat berada di atas kloset.

Terpikir juga kebiasaan itu aneh dan tidak baik untuk dipelihara. Sempat pula terpikir hendak berkonsultasi kepada seseorang. Tetapi karena takut bila dilarang melakukannya lagi, saya tak berkonsultasi kepada siapa pun. Suami yang tahu kebiasaan ini melarang saya untuk selalu melakukannya tapi saya suka sembunyi-sembunyi membaui aroma segala jenis sabun dan pelembut yang ada di rumah. Terus demikian, berlangsung sampai menjelang proses melahirkan.

Untungnya kebiasaan itu tak menjadi kekal dalam diri saya. Setelah melahirkan Afyad pada bulan September 2009, kebiasaan itu lenyap, saya menjadi normal kembali. Segala aroma sabun menjadi seperti sedia kala, tak ada istimewanya sama sekali. Kebayang kalau kebiasaan itu menetap ... iiiiiiiiih, apa kata dunia?

Makassar, 13 Mei 2013

Tulisan ini diikutkan giveaway Cerita di Balik Aroma yang diadakan oleh Kakaakin

Silakan juga disimak:

Ketika HP Nyaris Invalid

Cintaku Pada Menulis

Dari Kearifan Masa Lampau Hingga Ilham Arief

Bersinergi dalam Adaptasi Perubahan Iklim

Hari Cuci Tangan Pakai Sabun

Belajar dari Seorang Penyair

"Kata Mereka" Tentang LAKON FRAGMENTARIS

Sebuah Testimoni Untuk Leutika Prio: Layanan SMS yang Sopan dan Ramah

Memberdayakan Facebook dan Blog dalam Berbisnis

Award ‘Versatile’ for Amazing Bloggers

Share :