Yuk, Merajut Proses

Melihat aktifitas menulis yang saya lakoni, ayah saya berkata bahwa saya "salah jurusan" dulu memilih kuliah di Fakultas Teknik UNHAS.

Saya tertawa dan mengatakan "tidak". Karena proseslah yang mengantarkan saya hingga mempunyai karakter dan gaya menulis seperti sekarang. Peran aktif di lembaga kemahasiswaan dulu (HME - Himpunan Mahasiswa Elektro UNHAS) membuat saya, sejak mahasiswa hingga sekarang tertarik pada bidang-bidang Pengembangan Diri, Psikologi Populer, dan Pendidikan Praktis. Apakah itu sebuah kesalahan? Tidak. Tidak sama sekali. 

Jujur, walau tertawa saya agak sedih. Mudah-mudahan ini hanya lontaran ringan saja dari beliau, bukan karena menutupi kekecewaannya karena anaknya tak jadi engineer.


Sumber: http://www.oxbridgeessays.com
Saya tak pernah merasa menyesal dulu sangat menyukai Matematika (walau tidak mahir-mahir juga). Juga tak menyesal telah mengambil jurusan Fisika di SMAN 2 Makassar dulu. Lebih-lebih lagi tak menyesal telah kuliah di jurusan Elektro FT UNHAS. Dua tahun setelah tamat pendidikan formal, saya menikah dan memasuki universitas kehidupan yang sesungguhnya. Menulis, bagi saya adalah salah satu cara mengatasi berbagai tantangan dalam kehidupan. Manfaatnya teramat besar, meliputi segala aspek kehidupan (edukasi, parenting, spiritual, dan lain-lain).

Kini, saya merasa mantap dan nyaman dengan warna/gaya /cara menulis milik saya. Semua proses panjang kehidupan saya selama 40 tahun ini (termasuk pendidikan formal dan non formal) memantapkan karakter saya, termasuk dalam menulis. Hanya saya yang bisa menulis dengan cara saya. Saya punya keunikan dan saya nyaman dengan itu.

Keunikan penting bagi orang-orang yang mau eksis menulis. Dan itu tak akan bisa dengan mudah melekat pada diri kita tanpa PROSES. Harganya besar sekali, tak ternilai malah. Saya menikmati semua proses saya sejak kecil, hingga sekarang.

Emak Blogger yang dikaruniai 3 buah hati, dari Makassar, alumni Elektro FT UNHAS, melalui jenjang pendidikan yang membiasakan melatih logika tapi kemudian tertarik pada bidang-bidang Pengembangan Diri, Psikologi Populer, dan Pendidikan Praktis, lalu menambatkan hatinya pada bidang menulis, ada berapa orang?

Hanya satu. Hanya saya. Ini modal saya untuk eksis menulis hingga akhir hayat. Bismillah. 

Insya Allah, melalui aktifitas menulis ini, kelak saya mempersembahkan kado-kado buat kedua orangtua, bukan dalam bentuk zhahir tapi dalam bentuk lain.

Kawan, jangan bosan-bosan merajut prosesmu.
Yuk, menulis J


Makassar, 22 April 2014


Share :

3 Komentar di "Yuk, Merajut Proses"

  1. setuju mak...setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda...termasuk dalam hal menulis, setiap orang memiliki ciri khas/karakter yang berbeda dalam meng'ekspresikan tulisannya.....salam kenal ya Maaak....:)

    ReplyDelete
  2. sepakat dgmu, Niar. Setiap kita harus memiliki karakter, cara dan gaya menulis sendiri. Agar eksis menulis hingga akhir hayat. Yuuk rajut proses kita...

    ReplyDelete
  3. sama saya juga begitu...saya disebut salah jurusan kuliah karena menulis sejarah dll tentang sumedang padahal saya kuliah di jur Ilmu Pemerintahan.
    tapi entahlah rasanya saya begitu menikmati, dan melalui prosesnya saya yakin akan menghasilkan sesuatu nanti

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^