Kesempatan Emas Bangsa Asia (Bagaimana dengan Bangsa Indonesia?)

Kesempatan Emas Bangsa Asia - Berita gembira bagi para pekerja di Asia dalam era global ini ...
            Sejak beberapa tahun terakhir ini, programmer komputer dari India, Cina, dan Filipina benar-benar membuat takut para insinyur software komputer dan pekerja ‘otak kiri’ di Amerika Utara dan Eropa, yang membangkitkan berbagai protes, boikot, dan pengambilan sikap politik. Pemrograman komputer yang mereka lakukan walaupun bukan yang merupakan yang paling kompleks dan dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan multinasional, adalah sejenis pekerjaan yang hingga saat ini dilakukan hampir secara eksklusif di Amerika Serikat – dan yang menyediakan gaji-gaji menyenangkan untuk pekerja staf sampai 70.000 dollar pertahun. Sekarang ini, orang-orang India yang berusia 25 tahun sedang melakukan hal ini – sama baiknya, meskipun tidak lebih baik, sama cepatnya – meskipun tidak lebih cepat – untuk mendapatkan gaji-gaji seperti seorang operator Taco Bell. Namun, pembayaran mereka, meskipun rendah menurut standar barat, kira-kira bernilai 25 x dari apa yang diperoleh orang India biasa – dan menyediakan bagi mereka gaya hidup kelas menengah – atas dengan berbagai liburan dan apartemennya.
            Setiap tahun, sekolah tinggi dan universitas India menghasilkan sekitar 35.000 lulusan Teknik. Itulah satu alasan mengapa lebih dari setengah perusahaan Fortune 500 sekarang mengontrakkan pekerjaan software di India.
bangsa asia


            Misalnya, sekitar 48% dari software GE dikembangkan di India. Perusahaan tersebut menggunakan 20.000 orang di sana. Hewlett-Packard mempekerjakan ribuan insinyur software di India. Siemens mempekerjakan 3.000 programmer komputer di India dan memindahkan 13.000 pekerjaan tersebut ke luar negeri. Oracle memiliki 5.000 staf orang India. Perusahaan konsultan IT India yang besar, Wipro mempekerjakan 17.000 insinyur yang bekerja untuk Home Depot, Nokia, dan Sony. Dan begitu seterusnya. Seperti yang dikatakan oleh eksekutif utama GE India kepada Financial Times London: “Pekerjaan apapun yang berbasis bahasa Inggris di pasar-pasar seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia dapat dilakukan di India. Satu-satunya batasan adalah imajinasi anda.” Malahan  imajinasi-imajinasi yang aktif telah menyebarkan barisan-barisan pekerja India melampaui para programer komputer.
            Perusahaan-perusahaan jasa keuangan seperti Lehman Brothers, Bear Sterns, Morgan Stanley, dan JPMorgan Chase mengontrak para MBA India untuk melakukan kalkulasi-kalkulasi matematis tentang angka-angka dan analisa keuangan. Pelayanan berita-berita keuangan Reuters telah mengirim ke luar negeri pekerjaan-pekerjaan editorial rendah. Dan di seluruh India, anda akan menemukan para akuntan yang disewa yang mempersiapkan pengembalian pajak Amerika, para pengacara yang melakukan penyelidikan hukum bagi perkara-perkara hukum orang Amerika, dan radiologis yang membacakan scan CAT untuk rumah sakit-rumah sakit di Amerika.
            Tetapi tidak hanya di India. Semua pekerjaan ‘kerah putih’ (staf) yang digerakkan oleh ‘otak kiri’ berpindah ke wilayah lain di seluruh dunia. Motorola, Nortel, dan Intel mengoperasikan pusat-pusat pengembangan software di Rusia. Boeing juga mengirimkan sejumlah besar pekerjaan teknik pesawat. Perusahaan jasa raksasa: Electronic Data Systems mempunyai para pengembang software di Mesir, Brazil, dan Polandia. Pada saat yang sama, arsitek Hongaria sedang membuat cetak biru dasar untuk perusahaan-perusahaan disain California. Para akuntan Filipina melakukan audit utnuk perusahaan CapGemini Ernst & Young. Dan perusahaan Belanda Philips mempekerjakan 700 insinyur di Cina, sebuah bangsa yang sekarang sedang menghasilkan lulusan teknik yang hampir sama banyaknya dengan Amerika Serikat.
            Alasan utamanya adalah uang. Di Amerika Serikat, disainer chip biasa memperoleh sekitar $7000 /bulan; di India hanya sekitar $1000. Di Amerika Serikat, insinyur pesawat biasa memperoleh sekitar $6000 /bulan; di Rusia, gaji bulanannya sekitar $650. Seorang akuntan di Amerika Serikat dapat memperoleh $5000 sebulan, sedang akuntan di Filipina menghasilkan sekitar $300 sebulan.
            Hal ini membawa implikasi yang menyeramkan bagi pekerja-pekerja di Amerika Utara dan Eropa:
  • 1 dari 10 pekerjaan dalam industri komputer, software, dan teknologi informasi di Amerika Serikat akan pindah ke luar negeri pada 2 tahun berikutnya. 1 di antara pekerjaan-pekerjaan IT diekspor ke luar negeri pada tahun 2010.
  • Menurut Forrester Research, “Setidaknya 3,3 juta pekerjaan kerah putih dan $136 milyar gaji akan pindah dari Amerika Serikat ke negara-negara rendah seperti India, Cina, dan Rusia” pada tahun 2015.
  • Bangsa-bangsa seperti Jepang, Jerman, dan Inggris akan menyaksikan kelangkaan pekerjaan yang sama. Inggris sendiri akan kehilangan 25.000 pekerjaan IT dan di atas 30.000 posisi keuangan ke India dan negara-negara berkembang lainnya pada beberapa tahun berikutnya. Pada tahun 2015 Eropa akan kehilangan 1,2 juta pekerjaan ke tempat-tempat di luar negeri.[i]

Nah ... kapan nih giliran orang-orang Indonesia ???
Makassar, 28 Mei 2011


[i] Daniel H. Pink, “Misteri Otak Kanan Manusia”, penerbit Think Jogjakarta, 2009 (cetakan ke-13). Buku ini berjudul asli: “A Whole New Mind” (terbit di New York oleh Riverhead Books, pada tahun 2006). Cetakan pertama dalam edisi bahasai Indonesia pada tahun 2007. Website penulis: www.danpink.com.


Share :

9 Komentar di "Kesempatan Emas Bangsa Asia (Bagaimana dengan Bangsa Indonesia?)"

  1. nice post, mba...

    ditunggu kunjungannya di lapak saya...

    salam kenal.....

    ReplyDelete
  2. sebenernya di asia programmer yang menurut saya bagus dari negara India & China

    ReplyDelete
  3. Terima kasih juga kunjungannya AbuRazziq dan Arsavin666.

    Iya betul, programmer yang top dari Asia adalah dari India dan Cina. Indonesia mungkin kalahh banyak dari segi jumlah ya?

    ReplyDelete
  4. jadi Indonesia kalah lagi dari IT dari India.......

    ReplyDelete
  5. Programer indonesia sebenarnya tidak kalah dengan programer lainnya di luar indonesia. kita semua tau kondisi orang indonesia yang di otaknya hanya uang...uang...uang gratis tanpa memikirkan bagaimana cara kerjanya. begitu jugal halnya dengan IT mereka belajar sampai ke negeri orang tetapi hanya sekedar belajar dan tidak tau bagaiman cara memperguankannya agar menghasilakan sesuatu yang bermanfaat.

    ReplyDelete
  6. bukannya IT indonesia tidak mampu melakukan hal seperti itu tapi masalahnya tingkat kesadaran yang masih sangat kurang,,, artinya masih banyak orang IT tidak mampu menggunakan ilmu ITnya dengan baik.. padahal ilmu IT sangat banyak manfaatnya.

    ReplyDelete
  7. Nurismi mustari mohaJuly 6, 2011 at 10:46 PM

    Mungkin.. seharusnya peningakatan Mutu sumber daya manusia_Nya yang perlu di tingkatkan. dengan memprioritaskan Pendidikan IT sejak Dini.

    ReplyDelete
  8. sebenarnya para IT kita tidk kalah dengan IT-IT diluar negeri, cuman kurangnya aspresiasi dari orang-orng yang menganggap teknologi IT itu tidak penting pada halteknologi informasi itu sangan penting bagi kita. seharusnya ada dukungan dari orang2 yan gmemiliki modal dan pemerintahan......
    sampai kapan negara kita begini?????

    ReplyDelete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^