Banjir

Tahun-tahun lalu, Affiq senang sekali bila musim hujan tiba. Apalagi kalau sampai banjir masuk ke dalam rumah. Suatu saat ia membawa ember berisi air ke dalam rumah kemudian menumpahkannya ke lantai ruangan yang baru saja di kuras. Di saat lain ia berlari-lari gembira ke sana ke mari walau berkali-berkali terpeleset jatuh sampai harus mengganti baju dan celananya hingga berkali-kali.
Bulan Desember kali ini, di saat orang-orang dewasa dalam rumah berharap musim penghujan kali ini tidak mengakibatkan banjir dalam rumah, serupa dengan tahun lalu, ia memiliki harapan yang bertolak belakang. Ia berkata pada papa, “Papa, kenapa tidak banjir dalam rumah?”

Desember 2008


Share :

0 Response to "Banjir"

Post a Comment

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^