Menikmati Kelelawar, Sejarah, dan Alam Soppeng

Alam Soppeng
Foto: Sudarman
Masih jelas dalam ingatan, Soppeng dengan segala kekhasannya. Kabupaten yang ibukotanya terletak 179 km sebelah utara Makassar ini banyak meninggalkan jejak dalam benak saya.

Hawa sejuk menyegarkan senantiasa dibawa angin di daerah yang terletak pada ketinggian bervariasi (100 – 200 meter di atas permukaan laut) ini. Permukaannya yang tak rata menyebabkan hamparan sawah, gunung, sungai, dan alamnya yang hijau terlihat sangat indah. Cobalah berbincang dengan penduduknya yang ramah. Sehari-harinya mereka memang berbahasa Bugis dengan alunan khas nan lembut tetapi mereka bisa berbahasa Indonesia dengan baik.


Keindahan alam Soppeng
Foto: Sudarman
Kelelawar bergelantungan di pohon
Foto: Sudarman
Pemandangan keseharian kota Watansoppeng
Foto: Sudarman
Makhluk penghuni pohon asam
Foto: Sudarman

Di Soppeng kelelawar ini disebut panning
Foto: Sudarman
Kelelawar yang lazim disebut kalong menjadi warna khas ibukotanya – Watansoppeng. Selama bertahun-tahun setiap hari saat menjelang subuh ribuan kalong melintasi langit Soppeng untuk menempati pohon-pohon besar di kota ini. Kalong-kalong itu beristirahat – menggelantung di dahan-dahan pepohonan hingga menjelang maghrib untuk kemudian beramai-ramai meninggalkan kota itu entah ke mana guna mencari makan. Secara fisik, ukuran tubuh spesies binatang ini lebih besar ketimbang kelelawar yang biasa menghuni gedung-gedung tua, warnanya pun hitam.

Soppeng dalam Sejarah

Wisma Juliana
Sumber: http://soppeng.org
Penataan bangunan di kota ini seperti kontur tanahnya yang tak rata. Bisa jadi bangunan di sebelah kanan jalan terletak lebih tinggi dari jalan sementara bangunan di sebelah kiri jalan terletak lebih rendah. Tengok saja villa Juliana (mess Tinggia) yang dibangun pada tahun 1905 ini letaknya lebih tinggi dari ruas jalan Merdeka. Bangunan tua ini termasuk peninggalan bersejarah. Villa ini dahulu digunakan sebagai kediaman resmi pemerintah kolonial.

Begitu pun makam kuno Jera’ LompoE. Di sana terdapat makam para raja (datu) Soppeng, Luwu, dan Sidrap pada abad XVII, mengunjunginya berarti bukan hanya melihat makam-makam tua nan dingin tetapi juga menikmati hangatnya pemandangan indah di sekitarnya.

Berdasarkan catatan sejarah kuno dalam lontarak Bugis, kota ini dahulu adalah kota kerajaan yang memiliki pengaruh luas. Di kota ini terdapat kompleks istana raja (datu) Soppeng yang dibangun oleh I Latemmamala  yang bergelar Petta Bakkae pada tahun 1261 M. Di dalam komplek tersebut terdapat sejumlah bangunan, di antaranya: Bola RidiE (Rumah Kuning), yaitu  tempat penyimpanan benda-benda atribut Kerajaan Soppeng, SalassaE, yaitu bekas Istana Datu Soppeng; dan Menhir Latammapole, yaitu tempat melaksanakan hukuman bagi para pelanggar adat. Selain Jera’ LompoE, ada pula pemakaman KalokoE Watu, di sini terdapat  makam We Tenri Sui, ibu kandung Arung Palakka.

Satu hal mengenai sejarah Soppeng yang membuat daerah ini menjadi sangat unik adalah ditemukannya bukti-bukti sejarah berupa sejumlah bangunan dan situs berupa  menhir (untuk keperluan pemujaan), dakon (batu monolit), lesung batu (untuk keperluan menumbuk dan membuat bahan makanan), batu dolang (untuk menyimpan air), dolmen (meja batu sebagai altar pemujaan), dan gua Codong. Ini semua membuktikan adanya peradaban manusia di daerah ini sejak 3000 – 10.000 tahun lalu.

Hal ini dituliskan dalam laporan penelitian pada tahun 1989 yang dilakukan oleh Ian Caldweel dan David Bulback. Mereka meneliti arkeologi zaman pra kolonial di wilayah Soppeng pada tahun 1986. Kedua  mahasiswa jurusan Sejarah dan Arkeologi dari Australian National University ini telah meneliti 12 situs di bekas pusat kerajaan Soppeng untuk kelengkapan bahan disertasi PhD-nya.

30 kilometer dari ibukota kabupaten terdapat berbagai rumah adat bergaya arsitektur Bugis, Makassar, Mandar, Toraja Minang, dan Batak yang disebut Rumah Adat Sao Mario. Rumah ini juga berfungsi sebagai museum yang menampung berbagai macam barang antik bernilai tinggi antara lain meja, kursi, cermin, tempat tidur, senjata tajam, batu-batu permata.

Makam Datu Mari-Mari - papan itu perlu dibenahi
agar berkesan lebih menghargai
Foto: Sudarman
Beberapa makam kuno
Foto: Sudarman
Pahatan batu yang unik
Foto: Sudarman
Rumput dan tanaman Jera' LompoE tertata rapi
Foto: Sudarman

‘Wisata Air’ di Soppeng

Pemandian Ompo yang terletak sekitar 10 kilometer dari kota Watansoppeng memiliki mata air alami yang senantiasa mengisi kolam-kolam renangnya. Warga Soppeng dan sekitarnya suka sekali berwisata ke sini. Tetapi kalau Anda ke sini jangan sampai memakai pakaian renang yang minim karena warga berenang dengan pakaian yang cenderung tertutup.

Hm ... tetapi itu dulu. Sekarang Ompo berbeda. Tak ada lagi air melimpah, tak ada lagi bunyi riak air. Untuk mengisi kolam utama saja harus antri dengan PDAM. Sumber mata air Ompo kian berkurang. 
Pemandian alam Ompo
Sumber: http://budpar-soppeng.cc.cc
Pemandian alam air panas LEJJA
Sumber: http://yousaytoo.com
Pemandian alam Citta
Sumber: http://wisatadisulawesi.blogspot.com/2011/01/pemandian-alam-citta.htm 
Citta
Sumber: http://wisatadisulawesi.blogspot.com/2011/01/pemandian-alam-citta.htm  

Namun masih ada pilihan lain:

Pemandian alam air panas Lejja yang berada dalam kawasan hutan lindung di Desa BuluE, Kecamatan Marioriawa, sekitar 44 kilometer sebelah utara ibukota kabupaten.
Pemandangan nan indah plus udara nan segar dilalui sepanjang tanjakan terjal menuju pemandian ini. Obyek wisata ini dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai seperti air bersih, listrik, areal parkir, jalan beraspal, guest house, kolam berendam, lapangan tenis dan baruga wisata untuk pertemuan dengan daya tampung 300 orang.

Ada pula Pemandian Alam Citta yang terletak di Desa Citta Kecamatan Citta. Tempat wisata ini berjarak sekitar 35 kilometer sebelah timur kota Watansoppeng. Di Citta, ada pemandangan berupa beberapa air terjun yang menghiasi dinding tebing. Mengalir tenang, menimbulkan simfoni alam yang damai.

Paket Wisata Untuk Turis Mancanegara

Melihat potensi pariwisata Soppeng, kiranya masuk akal jika wilayah ini merupakan salah satu daerah utama tujuan wisata mancanegara di samping Tana Toraja. Jika sarana dan prasarananya belum siap, mengapa tidak dimasukkan sebagai ‘paket wisata’ bagi para turis tujuan Toraja?

Dengan berkendara bis dari Makassar, Soppeng bisa dilalui. Mereka bisa turun sejenak menikmati alam Soppeng dengan segala kekhasannya.

Perjalanan menuju Soppeng pun sesungguhnya bisa dinikmati. Melalui Camba (di kabupaten Maros) misalnya. Kelok-kelok jalan yang dilalui menyuguhkan keindahan orisinil nan segar. Ataupun jika melalui Bulu’ Dua (kabupaten Barru), pesona keindahan alamnya yang sejuk pun tak kalah indahnya.

Salah satu sudut kota Soppeng
Sumber: http://pittelagulicci.blogspot.com
Camba - daerah di kabupaten Maros yang dilalui
untuk menuju Soppeng
Sumber: http://skyscrapercity.com


Wisata dari Pekanbaru ke Sumatera Barat yang pernah saya alami misalnya, bisa dijadikan contoh. Saat itu kami melakukan perjalanan selama 3 hari. Berkendara mobil dari Pekanbaru menuju Sumatera Barat. Di Sumatera Barat kami melalui Kotogadang, Payakumbuh, Bukittinggi, Maninjau (dengan danaunya), Lembah Anai, Padang (dengan pantai Air Manisnya), danau Singkarak, Batusangkar, terakhir melalui Lembah Harau menuju Pekanbaru. Di setiap tempat kami turun beberapa waktu untuk menikmati alamnya, hanya beberapa jam – 24 jam.

Perjalanan ini bukan semata ‘milik’ kami. Kawan-kawan kami yang lain pun melakoninya. Walau bukan orang Sumatera Barat, kami bisa menyewa kendaraan (hanya kendaraan, tanpa sopir) untuk berwisata ke sana. Dan kami menikmatinya! Kami hanya mengumpulkan informasi yang lengkap dan sangat mudah diperoleh mengenai landmark wisata di tiap kota yang dilalui.

Di samping itu, pemerintah harus pula benar-benar membenahi terminal Daya (tentang ini pernah saya tuangkan dalam tulisan berjudul Terminal Daya ... Riwayatmu Dulu dan Kini). Jangan hanya menerapkan hukum tilang saja untuk pelanggar dalam pengaktifan kembali terminal ini. Poin pentingnya di sini adalah kenyamanan penumpang kendaraan umum antarkota. Sekali lagi, itu yang terutama harus dibenahi. Jika kenyamanan penumpang memadai, maka terminal bayangan ataupun pelanggaran-pelanggaran dalam bentuk lain tak perlu ada. Bisa jadi turis mancanegara ada yang menggunakan terminal ini. Jika ketaknyamanan yang mereka temui di situ, apa kata dunia?


Wisata Menawan Bagi Turis Lokal

Sawah dan langit Soppeng
Foto: Sudarman
Monumen GAPIS, Watansoppeng
Foto: Sudarman
Jembatan Citta
Sumber: http://goldoriole.blogspot.com
Bagi masyarakat di kabupaten lain, Soppeng merupakan salah satu target tujuan wisata.  Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih di sini. Kenyamanan turis lokal ini perlu diperhatikan, misalnya saja dengan memfasilitasi ruangan khusus untuk ibu menyusui. Di mal-mal di Makassar saja sekarang ada ruangan khusus untuk ini, mengapa di tempat wisata tidak? Toh tak perlu yang mewah, yang sederhana pun memadai. Akses ke lokasi-lokasi wisata di Soppeng dipermudah. Bila perlu, ‘jemput bola’! Adakan program-program kerjasama dengan pemerintah kabupaten lain. Atau bisa juga pemerintah provinsi yang memfasilitasi atau membuatkan regulasi khusus.

Pemerintah perlu meningkatkan informasi mengenai potensi wisata Soppeng juga memaksimalkan segala sarana dan prasarana. Manfaatkan semua media massa, baik cetak maupun internet, juga semua bentuk promosi yang memungkinkan. Himbau masyarakat untuk tetap ramah (ya, bisa jadi dengan perkembangan zaman, sekarang manusia ramah sudah mulai berkurang?) sehingga turis yang datang akan merasa nyaman bertanya pada siapa saja yang mereka temui.

Harapan saya, semoga pariwisata Sulawesi Selatan pada umumnya, dan kabupaten Soppeng pada khususnya bisa semakin meningkat sehingga bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan juga bagi pencitraan Soppeng dan Sulawesi Selatan.
Jera' Lompoe dari suatu sudut
Sumber: http://pittelagulicci.blogspot.com


Makassar, 25 Marett 2012

Tulisan ini diikutkan pada Lomba Blog bertema
“Strategi Pengembangan dan Promosi Wisata Sulawesi Selatan”





Daftar Referensi Tulisan:

http://anrus-math.blogspot.com/2009/05/permandian-lejja-soppeng.html
http://my.opera.com/Qflee/blog/show.dml/11534191
http://pittelagulicci.blogspot.com/
http://wisatadisulawesi.blogspot.com/2011/01/pemandian-alam-citta.html
http://www.soppeng.org
Brosur Panduan Wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng
Tabloid Demos edisi No. 377 Thn X/Minggu III-IV Januari 2008, halaman 12.


Silakan juga dibaca tulisan-tulisan berikut ya ...:



Share :

69 Komentar di "Menikmati Kelelawar, Sejarah, dan Alam Soppeng"

  1. kalau banyak kelelawar, presentase adanya kawanan vampir lumayan gede ya Bun.. Asyik bs ketemu Edward ;D #diusir bunda dr blog :p

    penasaran pngn ke Mkassar, pdhal dl sempat menetap d Sultra, yg notabene'a dkt dg Mkssar ):

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oooh pernah di Sulawesi Tenggara ya Nisa? Iya tuh gak terlalu jauh dari Makassar :)

      Vampir ... ? alhamdulillah gak ada koq :D

      Delete
    2. tidak jauuu.....sekali i. idededede kalau mau ke soroako aja na

      Delete
  2. smg suatu saat bisa wisata k makasar :)n kita kopdar hehe

    ReplyDelete
  3. wuaaah...kelelawar nya banyak banget ya mbak, kalo saya berada di sana pasti saya udah langsung lari terbirit-birit lihat sekawanan kelelawar, soalnya saya takut dan geli dengan hewan itu mbak...waktu kecil pernah nggak sengaja nginjek kelelawar di tanah, rasanya masih merinding deh sampe sekarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baca komen mami Zidane jadi ikutan merinding :)
      Serunya mbak, kalo jalan kaki dari rumah nenek ke rumah tante melewati pohon2 besar itu ... untung sy Tdk pernah kena kotorannya. Pernah ada kejadian, mau shalat id, ibu2 pulang krn mukenanya kejatuhan kotoran mereka :)

      Delete
  4. kalau aku suka menyebut kota sopeng sebagai kota godham alias kota batman,soalnya sopeng merupakan favorit habibat kelelawar tsb

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kota batman ... boleh juga hehehe. Waduh, koq susah ya masuk blognya ...

      Delete
  5. kelelawarnya besar besar... jadi merinding kalau di deketnya apalagi banyak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, besar. Seram ngeliat fotonya yang di-zoom itu ...

      Delete
  6. wisata alam nya spt nya msh alami bgd ya bun...trus liat villa itu kesan nya serem spt di film2 horor hihihihi *emg dasar parno

    sukses kontesny bun...awalnya ga tau ini buat ikut kontes, mimi takjub aja dg rentetan lengkap sejarahnya , ternyataaaaa....hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak Mimi, alami. Ngangeni ... Villa itu letaknya dekat sekali dengan rumah tante saya. Gak menyangka ternyata bersejarah sekali. Saya baru saja tahu, sebelum nulis ini, waktu ketemu bahannya. Ternyata ... dibuatnya itu untuk menghormti ratu Juliana. Sang ratu sebenarnya mo datang tap gak jadi krn ada peristiwa apa begitu (lupa tepatnya apa).

      Trus yg ttg penemuan berupa menhir dll itu baru saja, saya secara kebetulan nemu tabloidnya di rumah, hampir saja dirobek sama anak2 mau dijadikan mainan. Ffuh .. untung segera saya simpan. Bisa nambah2 bahan ini ...

      Terimakasih ya mbak Mimi. Aamiin.

      Delete
  7. sukaaaaa banget baca tentang daerah di Indonesia.
    btw itu kelelawar pernah kulihat di CD anak Dancow ... di Foto ini terlihat lebih serem :( ... padahal mereka pemakan buah2an yah...tapi tetep penampakannya sereeem,

    Good luck mbak kompetisinya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak Icha... sereem. Untung ndapatsepupu saya bisa mendapatkan foto2 itu, jadi bisa saya pajang di sini. Sy baru kali ini liat foto zoom-in nya ...

      Aamiin. Terimakasih mbak :)

      Delete
  8. Bunda saya selalu suka membaca dan melihat keindahan karya cipta sang maha pencipta, bener2 membuatku makin takjub akan kebesaran dan kesempurnaan-NYA, posting seperti ini adl sarana utk bertadabbur alam, mengingatkan kita akan kebesaranNya.

    harapan saya tulisan ini mendapat dua keuntungan, keuntungan duniawi dan ukhrawi.., semoga sukses

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ayahnya Devon. Do'a yang indah, sungguh keuntungan besar buat seorang blogger jika mendapatkannya. Terimakasih banyak sudah mampir ...

      Delete
  9. Baca tulisan mbak Niar selalu menggugah. Baca ini, jadi pengen ke Makassar, heheee
    Semoga menang ya mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hayuk mbak, bali dari Thailand nanti mampir di Makassar dulu, kan bisa dilewati tuh kalo mau ke Aceh :)

      Terimakasih yaa. Aamiin.

      Delete
    2. Kirain dilewati dari udara tapi kalo mo mampir ribet yah .... maksa ... hehehe

      Delete
  10. Sejarah dan kondisi sosial budaya selalu menjadi hal yang menarik bagi si Arsitektur untuk menelaah nya.. Belum pernah ke Soppeng kak. Semoga ada kesempatan untuk berkunjung dan mempelajari kotanya.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah kebetulan Arya, coba deh cek di http://soppeng.org. Villa itu sepertinya butuh direnovasi. Asyiknya di Soppeng itu kontur tanahnya tidak rata, jadi tantangan tersendiri buat arsitekturnya :)

      Delete
  11. Subhanallah, hari minggu bisa jalan2 Menikmati Kelelawar, Sejarah, dan Alam Soppeng ^_^, jadi pengen kesana, eh tandanya promosinya kereen ^_^,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah jika membaca ini Rian jadi tertarik ke Soppeng :D
      Kotanya ngangeni banget ... kao sudah ke sana, bakal kangen balik lagi ^__^

      Delete
  12. Huumm...
    yg itu tooo yg namanya Lejja', baru liad saya bun, hihi...

    Bagus tempatx di' ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iye bagus ... ke Lejja yuk :)

      Delete
    2. Dhila, namanya nda ngelink ke blognya. Ada alamat blognyakah?

      Yang muncul ini, kalo saya ngeklik nama Dhila di komen di atas:

      The Blogger Profile you requested cannot be displayed. Many Blogger users have not yet elected to publicly share their Profile.

      If you're a Blogger user, we encourage you to enable access to your Profile.

      Memang sengaja ya?

      Makasih yah dah mampir :)

      Delete
    3. wadduh, masa bun ?

      cobaki bede' sekali lagi, mungkin ada kesalahpahaman, eh salah maksudx kesalahan tekhnis :D

      tapi namaku yg ini terkahir qta klik nah...

      senang bisa kenal bunda ^_^

      Delete
    4. Masih begitu say ...

      Ini dia tulisan yang muncul:

      Profile Not Available
      The Blogger Profile you requested cannot be displayed. Many Blogger users have not yet elected to publicly share their Profile.

      If you're a Blogger user, we encourage you to enable access to your Profile.

      Nda ada bagian yang bisa diklik lagi .... :(

      Delete
    5. huuummm, kenapa itu di' ?

      ini alamat blogku bun : ayaristory.blogspot.com

      semoga kali ini bisa :(

      Delete
    6. Sip. Diriku akhirnya berhasil juga ke rumah Dhila :)

      Delete
  13. saya selalu senang klo kesni/.. benark kata2 ayahnya devon ...
    saya cukup idem dgn komentarnya.. yg luar biasa ๑ˆ⌣ˆ๑

    bunda... mdhan aku bisa ke makasar.. smoga diijabah sma Alloh...๑ˆ⌣ˆ๑

    patai losari di makasar jg kan bun?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya pantai Losari di makassar, Annur. Saya sudah pernah posting ttg itu di blog ini.

      Aamiin, mudah2an suatu waktu bisa ketemu di Makassar yah. Terimakasih jika Annur senang membacanya :)

      Delete
  14. sudah pernah ke pemandian lejja..sangat mengasyikkan...hingga sekarang mau kesana tapi belom kesampaian lagi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah pernah? Mudah2an suatu saat nanti bisa ke sana lagi ya :)

      Delete
  15. Salam hangat dari Palembang :)

    Sebenarnya saat baca kisah di KBHS aku langsung mau nyari blog ini, tapi ya itu bersamaan dengan niat tersebut ada serangkaian agenda dadakan yang membuatku jadi tak bisa BW maksimal. Belum modem yang belakangan lelet karena habis quota, jadi bukan maksudku menunggu disapa duluan baru mau kemari ya Mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Luar biasa, cerita tentang Soppeng sangat lengkap dan berisi Mbak, aku jadi kepincut sama kota ini setelah baca posting Mbak Niar ^^

      Semoga menang ya...

      Delete
    2. Wah, cepat sekali kunjungan baliknya mbak Yunda.. ^__^
      Alhamdulillah, mbak sudah ada niat ke sini. Sy biasa liat di postingan teman2, ada komen mbak tapi baru juga tadi ke blognya mbak.

      Terimakasih sudah menyempatkan baca tulisan ini. Aamiin. Semoga :)

      Delete
  16. Saya juga orang Sulawesi Selatan sobat, kalau saya tinggalnya di Palopo...

    Salam kenal yah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga MSM :D
      Sekarang masih tinggal di Palopo? Ada kawan blogger juga tinggal di sana ...

      Ayo, bikin tulisan ttg Luwu atau Palopo :)

      Delete
  17. wow, keren banget ya bukit2 di sopeng, ih, jadi mupeng nih pengen liat langsung, makasih ya review nya ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tempatnya sejuk mas, adem. Dari Makassar gak begitu jauh hanya 4 jam ^__^
      Terimakasih juga sudah mampir :)

      Delete
  18. waaah jangan2 moyangnya ed-cul orang soppeng ya? ;p
    semoga menang lomabnya, kakanda ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan2 yah hehehe. Bisa jdi orang Bawean juga. Kata seorang teman, di sana juga banyak makhluk ini. Juga di kebun raya Bogor (tuh ada yang komen di atas).
      Walah ... makin ngaco.. hehehe.
      Terimakasih ya Icha. Aamiin.

      Delete
  19. Kenapa sebagian besar gambarnya rejected, mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak bisa lihat fotonya, maksudnya mas? Wah sayang ya ...
      Kenapa yah ... apa krn jaringannya?
      KOneksi inet saya lagi lelet tapi masih bisa lihta sebagian besar foto2nya ....

      Delete
  20. Detailnya demikian impresif sehingga menimbulkan rasa ingin tahu dan datang langsung deh Mbak. Dan kelelawarnya bisa dimana-mana gitu ya? Terakhirkali saya melihat langsung kelelawar dlm jumah banyajk waktu di Songa, rute arung jeramnya melewati gua kelelawar...hiiii..buanyak banget dan baunya luar biasa..

    Sipp banget Mbak semoga sukses kontesnya:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di kota saja sebenarnya mbak. Dan terpusat di beberapa lokasi. Kalo dari rumah nenek saya ke rumah tante jalan kaki, melewati pohon2 besar yang ada kalong2 ini :)

      Aamiin. Terimakasih mbak Ririe :)

      Delete
  21. ulasan yang sangat menarik mengenai soppeng dan potensi wisata-nya, dan memang itu perlu jadi perhatian semua pihak agar soppeng bisa menjadi salah satu destination wisata unggulan..btw-mengenai kelelawar, rupanya sudah mulai berkurang populasi yang nampak disekitar kota soppeng..entah apa sebabnya .semoga kelelawar bisa tetap terjaga populasinya sebagai salah satu ikon kota soppeng :)
    selamat ber-kontes..salam sukses selalu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, populasinya memang sudah berkurang dibanding waktu saya kecil dulu. Syukurnya masih tetap ada. Terimakasih ya :)

      Delete
  22. Wisata alam dan sejarah yang bagus...
    Kebetulan Sy juga tinggal di Sulsel tepatnya di Makassar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah ... blogger Makassar juga rupanya ^__^
      Terimakasih ya dah mampir

      Delete
  23. siip..gan, Semoga menjadi yg terbaik deh.

    ReplyDelete
  24. salam kenal mas.... kunjungan peertama (followers 123)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya bukan mas-mas, Mas. Hiks :(
      Anyway, untuk kali ini Anda dimaafkan. Tapi jangan diulangi lagi ya. Di sebelah kanan atas kan ada "Tentang Saya"-nya saya ... :(

      By the way... terimakasih ya dah mampir dan follow ^__^ (saya kasih senyuman deh sekarang ...)

      Delete
  25. Mbak, aku belum pernah ke Makassar. Suatu saat pengen banget jalan ke sana dan menjelajah daerah-daerah yg diceritakan ini. Sopeng tampaknya keren :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Mudah2an ya mbak Evi. Mudah2an apa yang saya paparkan ini tidak mengecewakan saat didatangi. Ingatan saya ke tempat2 ini masih membekas dan saya share di sini. Mudah2an pemerintah semakin bagus mengelola pariwisata di sana ^__^

      Delete
  26. Makasih sudah like dan tertarik sama Soppeng.
    Nanti kalau ke Soppeng, Z siap deh jadi Guide nya,,,, :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih kembali. Saya orang Soppeng juga, tepatnya bapak saya yang orang Soppeng. Kalo saya lahir dan besar di Makassar :)
      Wah sudah ada yang mau jadi guide nih :)

      Delete
  27. hahaha..... senangnya bumi latemmamala terkenal gini.... hmmm, yang maw ke kota soppeng call me ajha yah nanti kuantar sampai tempat tujuan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah ada lagi yang mau jadi guide. Terimakasih ya sudah mampir di sini. Kalo bukan kita, siapa lagi yang mempublikasikan kota indah ini? :)

      Delete
  28. sunguh indah iya,kpn sy bisa berkunjung ke sana,,,,,,?

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^