Kenangan Tentang Ibunya

Maghrib kemarin saya dapat pesan inbox dari Ida – seorang sahabat yang sedang studi di Australia. Ia mendapat kabar dari sebuah grup FB mengenai berpulangnya ibunda dari Nine – sahabat lama saya. Kami satu kelas saat SMP dan SMA. Di kampus, kami sefakultas tetapi berbeda jurusan. Setelah lulus, walau sudah tak sekota, kami masih saling memberi kabar hingga sekarang.

Kemarin siang memang sempat terbersit keinginan untuk mengirim SMS kepada Nine untuk menanyakan kabar ibunya. Beberapa bulan yang lalu beliau sempat kritis. Beberapa fungsi panca indera dan organ turun merosot tajam. Alhamdulillah kondisi itu membaik. Namun kondisinya kemudian menurun lagi. Beberapa hari yang lalu ibunya sudah tak sadarkan diri. Ada rencana hendak dilakukan operasi pada tumor otak yang diidapnya.

Maksud hati hendak menelepon, apa daya pulsa sekarat. Akhirnya saya mengirim SMS kepada Nine: Bagaimana kabar, Nin? Nine membalas: Alhamdulillah Saya baik-baik, Niar ... Semoga Saya kuat dan ikhlas. Moga-moga Mama bahagia di sisi-Nya. Amin.


Berita duka itu benar. Saya buru-buru mengirim SMS balasan. SMS duka cita: Inna lillah. Berarti berita dari Ida betul. Semoga ibunda mendapat tempat yang indah di sana dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Salam dari Ida – turut berduka dari Australia. Alhamdulillah ibunda tidak sakit lagi, Nin. Insya Allah sakitnya kemarin-kemarin jadi penebus dosa supaya di akhirat beliau tidak mendapatkannya. Saya selalu ingat cerita tentang bagaimana beliau mendampingi anak-anaknya saat mau ujian. Mudah-mudahan saya bisa seperti beliau nanti.

Kami pernah ngobrol panjang kira-kira 4 tahun lalu saat bersama-sama melayat seorang kawan yang kehilangan ibundanya. Waktu itu ia sedang di Makassar. Nine berkisah tentang perjuangan ibundanya.

Sebagai seorang working mother, ibunda Nine merupakan ibu yang baik. Waktu masih SD, Nine dan saudara-saudaranya kerap dibawa ibu mereka ke kantornya. Jarak rumah yang dekat dari kantor memudahkan ibunda mereka untuk pulang ke rumah menjelang siang untuk belanja dan memasak bagi keluarganya. Setelah itu ia balik lagi ke kantor.

Kenangan tentang ibu
Sumber foto:
http://alibastomi.blogspot.com
Saat kuliah, kedua orangtuanya sudah ditugaskan di Banjarbaru – Kalimantan Selatan. Ibundanya bagai sahabat bagi Nine dan saudara-saudaranya. Dengan kepercayaan yang diberikan sang ibu, Nine tumbuh menjadi gadis yang mandiri, berkepribadian kuat, dan berhasil menyelesaikan studinya.

Ibunda selalu berusaha memberikan yang terbaik. Ia mengusahakan berada di sisi anak-anaknya di hari-hari menjelang mereka ujian akhir (bukan saat wisuda). Jarak yang terbentang cukup jauh bukanlah halangan baginya. Ia ingin mendampingi saat-saat penting buah hatinya. Saat menemani Nine dan sang kakak yang beda tingkat tapi satu jurusan di teknik Arsitektur, sang ibu rela ikut begadang demi membantu mereka menyelesaikan maket yang dibuat.

Walau seorang working mother, ia tak mementingkan karir di atas kepentingan keluarga. Bahkan saat karirnya terancam jatuh jika ia tak bekerja, hal itu tak dipedulikannya. Jika suami dan anak-anaknya butuh, ia rela meninggalkan pekerjaannya dengan resiko dipecat sekalipun. Nine sebenarnya menceritakan peristiwa-peristiwa spesifik yang mereka alami di mana ibunda harus mempertaruhkan antara keluarga dengan karirnya, tetapi saya tak bisa mengingatnya secara detil lagi sehingga tak bisa saya deskripsikan di sini. Namun semangat ‘mementingkan keluarga di atas karir’-nya sangat membekas bagi saya.

Sebuah keajaiban, suatu waktu secara logika seharusnya ibundanya dipecat jika meninggalkan pekerjaan selama berhari-hari namun yang terjadi kebalikannya, ia justru mendapatkan promosi untuk naik jabatan! Sebuah berkah atas kecintaannya terhadap keluarga.

Tante ... saya hanya sempat bertemu denganmu beberapa kali. Kita tak pernah berbincang akrab bahkan tak pernah sekadar bertegur sapa. Tetapi kisah kecintaanmu kepada keluarga  yang saya dengar bertahun silam masih bercokol dalam ingatan saya.

Dari Annas bin Malik ra., ia berkata, Rasulullah bersabda, “Bila Allah menguji hamba yang Muslim dengan ujian pada badannya, maka Allah berfirman, ‘Tulislah amal shalih yang telah dikerjakannya’, ‘Bila Dia menyembuhkannya, Dia memandikannya dan membersihkannya (dengan amal shalihnya). Bila Allah mengambilnya, Dia ampuni dan Dia merahmatinya.” (HR. Ahmad).

Selamat jalan tante. Semoga tempatmu indah di sana. Semoga Allah menggugurkan dosa-dosamu setelah memberikan sakit kepadamu dan melapangkan kuburmu. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.


Makassar, 4 April 2012

Baca juga yang berikut ya J:



Share :

15 Komentar di "Kenangan Tentang Ibunya"

  1. saya ikut berbela sungkawa mas, semoga beliau di terima di sisi-Nya dengan sebaik-baiknya hamba... dan semoga keluarga yang di tinggalkan dapat dapat ikhlas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Deby. Tapi sekali lagi, saya bukan mas2 .. hikz

      Delete
  2. Sebuah pengorbanan yang luar biasa dari seorang ibu ya mbak, semoga beliau beristirahat dengan tenang di sisi Nya

    ReplyDelete
  3. Innalillahi wa inailaihi roji'uun.. Semoga amal ibadah beliau di terima di sisi Nya.. Dan utk keluarga yg di tinggalkan tabah ya

    ReplyDelete
  4. Innalillahi..turut berduka ya mbak

    ReplyDelete
  5. aku pernah mrasakan khilangan ibu, smoga sahbat mbak sllu kuat dn tabah, aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Insya Allah, dia kuat ^__^
      Terimakasih ya ...

      Delete
  6. Semoga mendapat tempat yang indah di akhirat sob. Doakan terus ibundanya. Karena doa anak sholeh sangat dibutuhkannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Insya Allah mas.. teman saya memiliki kedekatan batin yang amat kuat dengan ibundanya :)

      Delete
  7. subhanallah...
    memang benar mama saya seperti yang diceritakan oleh Niar sahabat saya,
    Semoga semangat saya bisa seperti mama...
    terima kasih Niar, tulisannya bagus dan sangat berarti bagi kami anak2nya...
    inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Isya Allah Nine bisa. Terimakasih sudah menyempatkan membaca ya Nin

      Delete
  8. saya turut berduka cita ,semoga amal dn ibadah nya di trima alah subanhanalah wth,alah

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^