Showing posts with label Indahnya Menikah. Show all posts
Showing posts with label Indahnya Menikah. Show all posts

#SuamiIstriMasak Bisa Jadi Booster, Ini Dia 4 Manfaatnya

#SuamiIstriMasak Bisa Jadi Booster, Ini Dia 4 Manfaatnya – Mata saya mencari-cari penjual ikan di pasar Terong. Terlihat satu penjual di sudut sebuah gang yang masih masuk wilayah pasar. Suami masih melajukan motornya menyusuri gang, melewati daeng penjual ikan. Kami balik lagi karena di siang bolong ini ternyata hanya satu itu penjual ikan yang tersisa. Inilah kami, suka-sukanya berbelanja jam berapa saja. Kalau lagi moda antimainstream, kami baru menjelajah pasar di siang bolong, saat matahari sedang tinggi-tingginya. Seperti siang itu, ketika ide pengen makan dan masak ikan muncul tiba-tiba.

Baca selengkapnya

Bukan Karena Istri Cantik Alasan Suami Tidak Suka Marah

Bukan Karena Mama Cantik, menjadi salah satu topik yang saya dan putri saya perbincangkan pada siang itu. Sesekali saya bercerita tentang hal-hal dalam keluarga yang perlu dia ketahui. Kali ini tentang kebiasaan ayahnya sejak kami baru menikah. Sesekali dia perlu tahu apa yang sebenarnya bahwa jelek atau cantik bukan jadi alasan suami suka marah.
Baca selengkapnya

Hati-hati Menanggapi Topik Perselingkuhan

Saya bersikap sama seperti perempuan-perempuan Indonesia lainnya ketika mendengar ada seorang perempuan “dizalimi” suaminya terkait perselingkuhan. Para perempuan mudah berempati dalam hal ini karena amat dekat dengan kehidupan mereka. Memiliki suami, memiliki ayah, dan memiliki saudari perempuan. Juga mengenal perempuan-perempuan yang diselingkuhi para lelakinya.
Baca selengkapnya

Harapan Itu Bernama Morula IVF

Harapan Itu Bernama Morula IVF - Ingin memiliki keturunan adalah dambaan para pengantin baru.  Saya pun merasakannya dulu. Apalagi ketika makin banyak yang menanyakan, “Sudah hamil, belum?” Salah seorang malah memandangi saya sembari membelalak, “Ih, kenapa belum ada anakmu?” Ish ish ish, bikin gegana - gelisah galau merana, kan 😓.
Baca selengkapnya

Komunikasi Cinta: Sebuah Seni Merawat Cinta

Seberapa seringkah kalian perhatikan masalah pasangan suami-istri itu merupakan masalah komunikasi? Kalau saya, sering. Maka dari mereka yang bermasalah dan juga dari keadaan diri sendiri, saya berusaha terus belajar memperbaiki komunikasi cinta dengan pasangan.
Baca selengkapnya

HIjUP Blogger Meet up: Belajar Jadi Istri Resik Agar Keluarga Harmonis

HIjUP Blogger Meet up: Belajar Jadi Istri Resik Agar Keluarga HarmonisUrusan yang paling intim antara suami-istri biasanya menjadi hal yang tabu diperbincangkan di masyarakat kita. Padahal kalau untuk menjadikannya bahan pelajaran, bukan untuk membuka aurat atau membuka aib kan tidak mengapa, yah. Kan tidak bisa dipungkiri juga kalau urusan itu penting dalam keberlangsungan rumah tangga.
Baca selengkapnya

Merindu Sang Pembuat Telur Mata Sapi Gepeng

Bulan ini tulisan di blog ini tak sebanyak bulan-bulan lalu. Adanya musibah di keluarga kami membuat saya harus jauh lebih banyak menyediakan waktu di dunia nyata ketimbang mengurusi blog dan media sosial. Ibu mertua saya, di penghujung tahun lalu mengalami serangan jantung ketiga (akibat kelelahan yang teramat sangat) hingga dari rumah sakit Pare pare harus dirujuk ke Pusat Jantung Terpadu di kawasan Universitas Hasanuddin. Beruntung beliau hanya 10 hari di rumah sakit. Tidak seperti kejadian di tahun 2016 lalu, saat terjadi serangan pertama dan kedua – saat itu beliau harus dirawat inap selama 40 hari.
Baca selengkapnya

Merawat Cinta dengan Kencan Khusus

Merawat Cinta dengan Kencan Khusus - Ibu-ibu, setuju kan kalau merawat cinta dengan suami itu perlu? Misalnya, dengan sekali-sekali kencan? Kencannya bisa ke kafe atau nonton film di bioskop berdua saja. Nah, kencan kali ini menarik, saya dan pak suami mendatangi tausiyah yang diisi oleh ustadz Syafiq Basalamah. Temanya seputar hubungan suami-istri, bahwa surga dan neraka istri adalah pada suaminya.
Baca selengkapnya

Romantisme di Balik Dapur

Kemesraan seseorang dengan suaminya bisa membuat orang lain cemburu. Tapi kali ini bukan cemburu yang tdak baik. Cemburu kali ini adalah cemburu yang sekaligus bikin bahagia. Karena yang cemburu adalah sahabatnya.

“Cemburu, deh melihat suaminya bantuin sahabat kita di dapur,” ucap seorang sahabat, sebut saja namanya Asti. Jangan membayangkan Asti mengatakan ini sambil cemberut, yah. Tidak. Dia mengatakannya sambil tersenyum bahagia.
Baca selengkapnya

Menjadi Istri yang Menghidupkan Pernikahan

Pagi hari itu, tanggal 1 Maret, saya menemukan quote yang keren:
"Tak seorang laki-laki pun benar-benar telah menikah sampai dia sungguh-sungguh memahami setiap kata yang tidak diucapkan oleh istrinya."

Quote itu berasal dari fan page Pernikahan yang Hidup. Seseorang baru saja mengundang saya untuk memberikan cap jempol pada page yang ternyata merupakan page promo dari buku berjudul sama – Pernikahan yang Hidup. Saya langsung menyukai salah satu status di page itu.
Baca selengkapnya

Giveaway: Istri yang Baik

Tulisan ini merupakan sticky post, akan tetap berada di urutan teratas sampai insya Allah tanggal 2 Desember, bila Anda ingin membaca tulisan terbaru saya, ada di bawah postingan ini J
Baca selengkapnya
Memandang Hal yang Sama, Harus Ada yang Dipersamakan

Memandang Hal yang Sama, Harus Ada yang Dipersamakan

"Membaca koran jangan asal baca, baca apa yang ada di baliknya," itu pesan Pak Subari Waluyo - guru Fisika saya sewaktu SMP.

Waktu pencapresan kemarin sampai sekarang pun berseliweran segala bentuk pendapat. Saya mengamati saja, beberapa. Saya punya pilihan sendiri tapi saya memilih untuk tidak ikut-ikut nyetatus.

Beda dengan suami saya. Dia punya cara sendiri dalam berpendapat. Saat seorang sahabat mengatakan, "Waah pilihannya (maksudnya: suami saya) kalah, Kak Niar!" Saya mengatakan, pilihan saya dengan suami sama. Kami pendukung capres yang sama.
Baca selengkapnya

Unforgettable Journey: Bulan Madu Berpanjangan

Saya tak mungkin melupakan Riau. Hanya selama dua setengah tahun lebih saya di sana tapi banyak kenangan manis yang masih membekas. Makanya sewaktu berita kabut asap kembali menjadi bencana baru-baru ini, saya ikut sedih juga. Rasanya seperti sebagian jiwa saya masih ada di sana teriris-iris. Lebay ya, tapi begitulah adanya.

Usai rangkaian acara pernikahan pada bulan April 1999, saya mengikuti suami ke Riau. Tepatnya di kota Minas, kira-kira 30-an kilometer dari Pekanbaru. Saya merasa excited sekali waktu itu. Ke tempat jauh, di tengah hutan berlingkungan modern, tinggal dengan suami … wow, ini namanya bulan madu berpanjangan.

“Konsolidasi” internal suami istri

Dengan sukacita saya menyiapkan keperluan yang harus dibawa. Bukan hanya pakaian, saya juga membawa buku-buku resep masakan buat bekal belajar masak. Baru belajar masak? He he he iyaaah. Yang penting ada keinginan belajar, kan?
Baca selengkapnya

Dua Menjadi Satu

“Aku cerita ini ke Niar karena nggak mungkin cerita ke keluargaku. Kalo Aku cerita dan besok-besok Aku sudah baikan sama masku, sudah sayang-sayangan lagi, mereka masih marah sama masku .. kan malu.”

Saya masih mengingat perkataan seorang sahabat saat saya masih di perantauan dulu. Ia bukan menceritakan aib suaminya. Bukan. Ia hanya sekadar curhat mengenai perbedaan pandangan yang biasa terjadi antara pasangan suami-istri yang menimpanya kala itu.

Saya bisa melihat permasalahan itu dengan proporsional, tentu akan berbeda bila yang mendengarnya keluarga dekat sahabat tersebut. Keluarga dekat selalu bersedia tampil sebagai pelindung dan pembela, apapun masalah yang terjadi.
Baca selengkapnya

Maaf Suamiku, Porsi Cinta Untukmu Kukurangi

Dear suamiku,

Benarlah kata-kata bijak yang mengatakan bahwa mencintai seseorang tak boleh berlebihan. Bahkan agama kita mengajarkan, cinta kepada seseorang harusnya dilandaskan oleh cinta kepada Allah.

Mengapa?
Karena cinta yang dilandaskan oleh cinta kepada-NYA pasti berdasarkan perjanjian yang kuat (mitsaqan ghalizha) yang pembangunnya merupakan iman yang tak akan goyah walau diterpa badai yang teramat dahsyat sekali pun.

Suamiku, waktu yang kita lalui bersama selama hampir 15 tahun ini telah memperkaya pengalaman dan pengetahuanku akan berbagai hal. Masih kuingat hari pertama pernikahan kita, saat pertama kali kusimpan bajumu berbaur dengan pakaian-pakaianku. Saat itu, tiba-tiba saja ada aroma lain dalam lemari itu. Seperti aroma khas seseorang tapi bukan aroma khas dirimu yang baru kuindra hari itu. Aroma apakah itu? Hm, sepertinya itu aroma “jodoh” kita berdua. Ya, gabungan dari aroma khas kita, yang bergabung dalam lemariku.
Baca selengkapnya

Benang Merah, Ketika Sepasang Hati Bertemu

Membolak balik buku yang berjudul sama dengan judul tulisan ini, siapa pun yang menyimaknya dengan baik akan mendapatkan quote yang berhikmah tentang apa itu pernikahan dan apa yang diharapkan penulisnya melalui pernikahan.

Simak saja quote-quote berikut:

Pernikahan memang terlihat tidak mudah karena kita hanya bergelut memikirkannya. Namun bila kita berani bertindak dan berani mengambil resiko serta tanggung jawabnya, insya Allah akan selalu ada jalan atau solusi. Bukankan Allah SWT juga telah menyatakan bahwa pernikahan akan membuka pintu rezeki, jadi mengapa harus takut menikah dalam keadaan tidak mapan? Bukankah menikah adalah tindakan mulia daripada terus melanglang buana yang tidak tentu arah?
(Irda Handayani, Medan, dalam “Rahasia Allah SWT di Balik Jodoh” di halaman 32).
Baca selengkapnya

Kalau Bukan Saya, Siapa Lagi?

“Saya sudah bawakan air tadi, kenapa belum diminum?” ujar saya kepada suami yang sedang terbaring di kamar Affiq.

Saya sedang dalam kondisi super ribet. Affiq dan Athifah masih selalu harus dikomando untuk mengerjakan berbagai rutinitas, termasuk sebelum tidur. Walaupun sudah kelas 1 SMP, Affiq masih harus dipandu setiap hari. Apalagi Athifah. Terlebih lagi si bungsu Afyad.

Afyad malah mulai menampakkan kerewelan. Ia biasa begitu bila sudah mengantuk tetapi belum merasa nyaman tetapi tidak juga mau naik ke peraduan. Sebenarnya ia sudah di atas ranjang tadi dan sedang tertawa-tawa setelah susunya habis tapi melihat saya ke luar kamar karena hendak menengok papanya yang sedang terbaring di kamar Affiq, ia keluar lagi.

Afyad menunjuk-nunjuk ke arah ruang makan. Saya tak mau. Karena biasanya dia “melampiaskan” ketidaknyamanannya di sana dengan berbagai cara. Padahal saya hendak menerapi papanya dengan alat terapi accupoint kami guna meringankan gejala flu berat dan demam yang sedang dideritanya.
Baca selengkapnya