Pentingnya Penyebaran Informasi Adaptasi Perubahan Iklim

Lanjutan dari tulisan berjudul

Orientation On Climate Change Adaptation for Journalist (Orientasi tentang Adaptasi Perubahan Iklim untuk Jurnalis) di Hotel M-Regency yang saya hadiri pada tanggal 14 Maret lalu dilaksanakan oleh CARE International Indonesia, didukung oleh The European Union.

Orientasi ini sepertinya merupakan sosialisasi kepada jurnalis dan blogger tentang proyek Building Coastal Resilience to reduce Climate Change Impact (BCRCC Impact) yang dilakukan oleh Care International.

Proyek yang dilaksanakan pada kurun waktu Februari 2011 – April  2014 di Indonesia (di 4 kabupaten sekitar Teluk Bone di Sulawesi Selatan, yaitu Bone, Wajo, Luwu dan Luwu Utara) dan Thailand (di wilayah Krabi, Trang, Chumpon, dan Nakhon Si Thammarat) ini bertujuan agar masyarakat pesisir di Thailand dan Indonesia  meningkat ketahanannya terhadap dampak negatif perubahan iklim.

Indonesia menjadi target pelaksanaan proyek ini karena diperkirakan akan mengalami dampak perubahan iklim yang sangat besar. Upaya adaptasi menjadi target prioritas bagi masyarakat yang paling rentan (masyarakat miskin) dan diambil langkah untuk memberdayakan mereka dengan sumber informasi dan aksi prioritas.

Peta wilayah proyek BCRCC
Dengan didukung NGO lokal, Care International bersama pemerintah kabupaten mengimplmentasikan program-program Adaptasi Perubahan Iklim, seperti:
  • Kajian kerentanan terkait iklim.
  • Perencanaan desa berbasis perubahan iklim.
  • Pengembangan prioritas kegiatan (rumput laut).
  • Diseminasi (penyebaran) informasi iklim.
  • Advokasi perencanaan daerah (dukungan pusat) untuk program-program Adaptasi Perubahan Iklim.
  • Jaringan kerja CCA/API.
Selama di lapangan, Care International menemukan fakta-fakta terkait Adaptasi Perubahan Iklim:
  • Informasi  dan data tentang dampak  perubahan iklim  lebih menyebar di level nasional dibandingkan daerah.
  • Integrasi kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim kedalam Perencanaan dan Penganggaran Daerah pada tingkat lokal belum menjadi prioritas.
  • Terbatasnya akses informasi tentang  iklim dan cuaca, padahal ini dapat digunakan untuk menyusun perencanaan adaptasi  dan  pengurangan risiko  terhadap  bencana (kendala utama).
  • Masyarakat  pesisir telah mengaplikasikan  metode strategi adaptasi  berbasis lokal  di wilayah mereka.  Masyarakat yang mengalami kenaikan muka air laut  menerapkan 3 strategi adaptasi: planting (penaanaman  mangrove), retreat (perpindahan lokasi/tempat berusaha/tinggal), dan accommodate (menjalankan alternatif mata pencaharian lain).


Aksi Prioritas Adaptasi Perubahan Iklim yang dilakukan oleh Care International meliputi:
  • Peningkatan budidaya rumput laut dan pasca panen pada 19  desa .
  • Latar belakang : Nelayan dan petani tambak  bermasalah dengan kondisi cuaca dan iklim  termasuk  banjir.
  • Pengalaman  Budidaya rumput laut merupakan Adaptasi Lokal masyarakat  dengan skema tradisional   learning by doing
  • Assessment  dan studi kelayakan rumput laut  pesisir Teluk Bone (Seaplant Consultant)
  • Identifikasi /Reaktivasi kelompok petani rumput laut.
  • Demonstration plot: inovative methode  VS   traditional  methods
  • Pasca panen melalui pengolahan  rumput laut/ post harvest treatment
  • Climate  feld school /  sekolah lapang iklim
Berdasarkan temuan-temuan di lapangan, Care International menganalisis kemudian merekomendasikan beberapa poin mengenai:
  • Mata pencaharian yang tahan terhadap tantangan iklim.
  • Pengurangan Risiko Bencana.
  • Peningkatan Kapasitas.
  • Mengatasi Penyebab Mendasar Kerentanan.
Ada hal menarik yang saya baca dari rincian poin-poin tersebut adalah: memperluas keterlibatan kelompok perempuan dalam kajian serta proses pengambilan keputusan dan mengenai perluasan akses informasi kepada masyarakat mengenai Adaptasi Perubahan Iklim.

Yup, bagaimana mau melakukan perbaikan kalau tak sadar adanya ancaman raksasa bernama “perubahan iklim”? Dan bagaimana semua elemen masyarakat (termasuk perempuan) bisa menyadarinya kalau akses informasi terbatas? Di sinilah pentingnya peran jurnalis dan blogger, dalam membantu penyebaran informasi ini.

Makassar, 5 April 2014

Catatan:

Tulisan dan semua foto bersumber dari presentasi yang dibuat oleh Leonardy Sambo, Project  Manager  CARE BCR CC.

Bersambung




Share :

6 Komentar di "Pentingnya Penyebaran Informasi Adaptasi Perubahan Iklim "

  1. waduh bahasannya berat, berasa lagi baca referensi untuk skripsiku. hehehe

    ReplyDelete
  2. Perlu banget ya mak Niar Sosialisasi perubahan iklim spt ini...dilihat dr banyaknya bencana mulai dr abrasi, gempa sp tsunami....mudah2an dg sosialisasi perubahan iklim, penduduk didaerah pesisir lbh bs tanggap akan bahaya dan tanggap dg iklim yg mempengaruhi perekonomian mrk, mulai dr tambak, nelayan dsb..brarti hrs ada penyuluhan ke lapangan lgsg mak Niar?..

    ReplyDelete
  3. Bisa di jadikan sebuah sumber refrensi nih Mba.

    Salam

    ReplyDelete
  4. Sebagai blogger kita bisa mengambil peran cukup penting sebagai agen pembawa informasi penting pada masyarakat. Saya mendukung Mak :)

    ReplyDelete
  5. Bahasan yang sangat menarik Mak Niar. Beberapa tahun lalu saya dan rekan-rekan pernah melakukan sosialisasi climate change ini ke sekolah-sekolah. Modelnya dengan pemutaran film dan konsep talkshow.

    masalah ini memang benar-benar permasalahn global yang sangat butuh perhatian semua stakeholder.

    Nice posting Mak:)

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^