Ranking? It's not a must!

Athifahku baru terima rapor hari ini. Mau tidak mau, mata saya menelusuri KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Alhamdulillah, nilai-nilainya jauh di atas KKM. Athifah bercerita bahwa ia tidak dapat ranking di kelasnya (maksudnya, tidak masuk 10 besar). Omanya menukas, "Kenapa tidak dapat ranking?" Ibu saya ini memang masih berpola pikir seperti orang tua-orang tua dulu, beliau masih berharap cucu-cucunya ranking satu. Saya langsung menyela, "Tidak apa-apa. Tidak apa-apa tidak dapat ranking. Yang penting nilai-nilainya bagus."

Ranking menjadi momok dan kebanggaan kosong banyak orang, dari dulu hingga kini. Padahal, seperti yang telah berkali-kali saya katakan, penilaian kecerdasan di negeri ini tidaklah fair karena anak-anak diukur hanya berdasarkan sedikit kecerdasan saja padahal jenis-jenis kecerdasan itu majemuk.


Berulang kali Athifah mengatakan, "Saya tidak dapat ranking." Tak bosan-bosannya saya menjawab, "Tidak apa-apa tidak dapat ranking. Yang penting itu rajin belajar, bukan
nya ranking satu. Orang bisa sukses kalau rajin belajar biarpun tidak ranking satu tapi orang tidak bisa sukses kalau malas belajar walaupun ranking satu." Kasihan juga, sepertinya ia sedikit terpengaruh dengan euforia dari teman-temannya yang ranking dan orang tua mereka. 

Kaulah ranking satu di hati kami
Sumber: www.flickr.com
Memangnya ada orang yang ranking (satu) tapi malas belajar? He he he, ada lho. Orang-orang yang "result oriented" itu banyak, mereka tidak peduli pada proses.

Saya tahu persis satu kelebihan Athifah yang sayangnya tidak dinilai di sekolah, yaitu dalam bidang verbal. Di usianya yang baru 7 tahun, struktur berbicara dan logika verbalnya sudah mirip orang dewasa saja. Keceriwisannya pun luar biasa. Bikin saya sering-sering harus memeras otak menjawab pertanyaan dan komentarnya. Sistem pendidikan formal di negara ini tahu apa tentang bidang kecerdasan ini? Tidak tahu, kan? Sistem pendidikan kita tidak menghargainya. Hanya saya dan ayahnya yang tahu dan meyakini bahwa ia ranking satu di hatikami.

Well done, Athifah. Tetaplah menjadi dirimu. Kau tak harus ranking di sekolah tapi kau harus rajin belajar, dan juga belajar berakhlak baik, dan menjadi hamba Allah yang baik. Itu saja
.


Makassar, 27 Juni 2014


Share :

3 Komentar di "Ranking? It's not a must!"

  1. hihihihi....saya juga g pernah dapet rangking *diulang lagi :)*
    apapun itu,sukses untuk athifah ^^

    ReplyDelete
  2. ketika anak mendapat ranking tentu aja merupakan kebanggaan. Tapi, yang gak boleh dilupakan adalah nilai2 anak, karena itu yang utama yang, Mbak. Gak apa-apa gak ranking selama kita tau anak sudah berusha dan nilai2nya juga bagus :)

    ReplyDelete
  3. mindset sebagian besar orang tua masih menganggap bhw ranking itu penting yah... smoga pada saatnya, saya bisa sekeren mba niar :)

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^